Makin kenal Jawa Timur bersama Kami.

  • img
  • img
  • img

TUMPENG ROBYONG

Source gambar: https://bumimin.com


Tahu ga sih? Di wilayah Jember, ada sebuah tumpeng unik yang ujungnya diisi tusukan bawang atau telur. Tumpeng ini dahulu sangat populer di pulau jawa(jawa tengah dan jawa timur) yang digunakan dalam upacara doa meminta hujan, tolak bala atau bahkan upacara panen. Tumpeng yang berbentuk kerucut dan berisi beragam hasil bumi ini kini banyak digunakan dalam acara syukuran dan acara khitanan dengan beragam bentuk. Namun untuk wilayah jawatimur khususnya jember Tumpeng Robyong identik dengan ciri khas berupa cabai merah, bawang merah utuh, telur ayam utuh dengan kulitnya, dan terasi bakar serta kacang panjang yang dibuat melingkar mengelilingi nasi berbentuk kerucut atau gunung. Semua bahan tersebut ditusuk berurutan seperti sate, kemudian ditegakkan di bagian paling atas tumpeng. Ciri lainnya Tumpeng Robyong umumnya terbuat dari nasi putih yang ditata dalam bentuk kerucut. Konon tumpeng ini harus menggunakan nasi putih karena filosofi rasa syukur atas panen berupa padi yang berwarna putih bersih yang kemudian menjadi nasi. Tumpeng Robyong umumnya juga menggunakan Kacang panjang yang sudah dimasak lalu diletakkan tidak beraturan melingkari tumpeng sampai ke puncaknya.Di kanan kiri tumpeng biasanya dihias dengan sayur-sayuran misalnya wortel, kubis, kecambah, daun bayam, daun singkong, daun so atau hiasan cabai. Lalu ditambahkan lauk berupa tempe goreng, ayam goreng, ikan asin, telur dan macam-macam isian. Ada juga yang menambahkan 3 macam kembang (mawar, melati dan kenanga) dan bubur (bubur merah dan bubur putih). Bagian bawah tumpeng ini memang sengaja dihias dengan meriah, bahkan kadang terkesan “berantakan”. 

Konon sejarah tumpeng Robyong berasal dari mitologi hindu tentang peristiwa pengadukan samudra oleh para dewa dan asura. Penataan di sekitar tumpeng robyong sengaja dibuat tidak cantik dan  teratur, terlihat campur aduk mengelilingi tumpeng untuk menggambarkan suasana porak poranda di sekitar gunung. Malah peletakan lauk dan sayur yang berantakan inilah yang membuatnya dinamai tumpeng robyong. Lantas apa makna filosofi Sate yang ditusukkan di puncak gunung? Sate memiliki makna berbagai hal yang muncul saat samudra diaduk. Cabai merah menyimbolkan jilatan api, bawang merah adalah racun kalakutha (racun dari ular yang dipakai mengikat gunung untuk mengaduk samudra), terasi bakar melambangkan kotoran-kotoran dalam bumi (lendhut blegedapa) yang menghalangi munculnya tirta amerta.  Setelah berbagai hal keluar, barulah air keabadian muncul dan terangkatkat dari dasar bumi dalam wadah tempayan (digambarkan dengan telur utuh berkulit). Munculnya air kehidupan ini juga menyimbolkan munculnya kehidupan di dunia.

Tumpeng yang berantakan dan sate yang menggambarkan munculnya kehidupan juga dapat dimaknai sebagai peristiwa lahirnya manusia di dunia. Seiring berjalannya umur akan terjadi banyak pergulatan dalam hidup manusia. Tumpeng robyong mengingatkan manusia agar selalu waspada dalam pergulatan hidupnya, seperti berhadapan dengan gunung berapi yang dapat meletus sewaktu-waktu.

img

Mahasiswa Program Magister, Universitas Airlangga

Diah Tritintya
OG Author
Our Social Media

Get in Touch with Us