Makin kenal Jawa Timur bersama Kami.

  • img
  • img
  • img

“Nasi Krawu”, Hidangan Sederhana Yang dinobatkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sumber Gambar: (dokumentasi pribadi)


Bagi Kawan Kultura yang tinggal di wilayah Gresik dan Surabaya tentu sudah tak asing dengan Nasi Krawu. Hidangan sederhana yang biasanya dialasi atau dibungkus daun pisang ini biasa dijajakan pedagang kaki lima atau di warung makan. Hidangan sederhana yang identik dengan telur asin serundeng dan daging sapi suwir ini, ternyata sudah ditetapkan sebagai Warisan budaya Tak benda (WBTB) pada desember 2022. Melalui Kementerian Pendidikan,kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pemerintah menetapkan Nasi Krawu sebagai WBTB. Hidangan sederhana ini identik dengan wilayah Gresik, namun awalnya nasi krawu justru berasal dari Bangkalan , Madura. Penyebaran makanan ini dimulai sejak abad ke 20 an, beberapa pedagang konon sempat menjual nasi krawu di Bangkalan. Namun sayangnya masyarakat Bangkalan kurang berminat sehingga makanan tersebut kurang laku. Pedagang – pedagang tersebut lantas merantau ke Gresik dan mencoba keberuntungan dengan menjual nasi krawu di Gresik. Nasi krawu populer di Gresik pada awal abad ke 20 an ketika organisasi islam mengadakan kongres di Surabaya di tahun 1913. Saat itu diadakan pertemuan dari berbagai wilayah. Saat itu terjadi pertukaran dan ajang memperkenalkan makanan dari wilayah masing – masing. 

Tahu ga sih? Nasi krawu memiliki filosofi yang mencerminkan nilai-nilai dan tradisi lokal, serta pertukaran budaya antara orang Madura dan penduduk Gresik. Nama "krawu" berasal dari kata Jawa "krawukan" yang berarti mengambil makanan dengan tangan, tanpa menggunakan alat makan. Hal ini menandakan bahwa orang-orang dulu menikmati nasi krawu tanpa menggunakan sendok. Hidangan nasi krawu semakin populer di kalangan masyarakat setempat yang diadaptasi dengan tambahan rempah dan cabai. Seiring berkembangnya kuliner, nasi krawu terkenal dengan berbagai lauk tambahan. 



Sumber Gambar: (dokumentasi pribadi)


Nasi krawu merupakan hidangan berupa nasi dengan komponen pelengkap yang terdiri dari lauk, serundeng, serta sambal. Lauk yang digunakan dalam hidangan ini, terdiri dari daging yang direbus hingga bertekstur empuk dan berserat, kemudian disuwir. Makanan ini dimasak menggunakan bumbu dan rempah khas. Bahan tambahan yang dipakai dalam daging suwir tersebut salah satunya adalah gula yang sangat berpengaruh dalam pembentukan rasa dan warna.

Nasi krawu identik dengan penyajian menggunakan serundeng. Serundeng yang digunakan pun terdiri dari dua jenis warna, yakni kuning dan merah. Serundeng merupakan taburan yang dibuat dari parutan kelapa dan dimasak dengan cara ditumis bersama bumbu dan rempah hingga kering. Adapun pelengkap nasi krawu lainnya adalah sambal dan telur asin. Nasi krawu biasanya menggunakan sambal yang terbuat dari petis, bawang putih, serta cabai rawit. Sambal petis ini memiliki cita rasa khas, berbeda dengan sambal terasi.  Saat ini, ada banyak penjual nasi krawu di Gresik. Sebagian dari mereka merupakan warga Gresik keturunan Madura.  Harga nasi krawu pun relatif terjangkau, bergantung dengan jenis lauknya. Makin banyak lauk yang dicampur, maka makin mahal harganya. Sajian ini biasanya dijual dengan harga kisaran Rp20.000 hingga Rp30.000 per porsi.  Terkait penyajiannya, beberapa tempat ada yang menyajikan nasi krawu dengan memakai daun pisang, tetapi ada pula yang sudah menggunakan piring. (diah).


Berikut ini 10 Kuliner Jawa Timur yang masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda:


Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

img

Mahasiswa Program Magister, Universitas Airlangga

Diah Tritintya
OG Author
Our Social Media

Get in Touch with Us